Game F.E.A.R pada sekuel terdahulu dikenal memiliki unsur horor yang mencekam dan tingkat kepintaran AI yang membuat sekuel penerusnya sangat ditunggu dan diperhitungkan oleh gamer yang telah memainkannya. Lalu bagaimanakah dengan sekuel penerusnya yang telah mencapai sekuel ketiga yang tentunya telah mengalami perkembangan yang lebih baik dengan belajar dari dua sekuel sebelumnya. Mari kita simak ulasan game ini dibawah.
Story
Game ini berseting sembilan bulan yang lalu setelah kejadian di sekuel Fear pertama dan kedua. Akhirnya Point Man berhasil ditangkap oleh pasukan Armacham. Saat Point Man sedang di interogasi, munculah Paxton Fettel yang mengacau dan membebaskan Point Man. Permainan pun dimulai dengan menuntun Point Man meloloskan diri dari penjara untuk menuju ke Fairport yang ditemani oleh Paxton Fettel.
Gameplay
Dalam game ini menghadirkan 2 tokoh karakter, yakni tokoh Point Man yang protagonis dengan gaya bermain seperti game FPS standar lainnya, dimana kita dapat berlindung dibalik objek, membidik dan menembak, melempar granat, melakukan serangan jarak dekat, bahkan memperlambat gerakan sehingga kita dapat menjatuhkan beberapa musuh dalam sekejap. Point Man juga dapat menaiki robot Mech dan mempergunakannya untuk menghadapi gelombang musuh yang datang serta beberapa robot Mech musuh.
Sedangkan saat kita mengontrol Paxton Fettel, tokoh antagonis yang menyukai kekejaman akan memberikan kita pengalaman bermain yang berbeda dengan karakter Point Man, dimana kita dapat mengunakan kemampuan telekinesis, seperti mengangkat musuh ke udara dari jarak jauh. Kemudian mengeluarkan setruman listrik serta beberapa serangan jarak dekat yang unik juga. Pada saat pertama kali memainkan campaign game ini, kita akan mengunakan Point Man dan menamatkannya, kemudian baru kita dapat mengunakan Paxton Fettel untuk mendapatkan ending permainan yang berbeda. Game ini juga menyajikan mode kooperatif antara Point Man dan Paxton Fettel dalam menyelesaikan campagin game ini.
Fear 3 memiliki AI yang cukup pintar seperti sekuel terdahulunya, mereka akan bergerak secara taktis untuk mengepung kamu dari segala arah. Terkadang saat kita terpojok mereka akan menghujani peluru secara terus menerus dan sesekali melemparkan granat. kita hanya bisa berharap amunisi mereka segera habis dan sewaktu mereka mengisi amunisi. Inilah kesempatan kita untuk membidik dan menjatuhkan mereka. AI musuh juga susah untuk dibidik soalnya mereka suka bersembunyi di balik objek, terkadang juga mereka akan keluar dari tempat persembunyian dan mendekat ke posisi kita. Dengan tingkat kesulitan seperti ini, wajar jika kita sering gameover, untungnya game ini berbasis checkpoint yang otomatis akan menyimpan permainan kita, sehingga jika kita gameover, kita akan mengulang permainan dari checkpoint terdekat. Hebatnya lagi, saat sedang menyimpan permainan dan loading, permainan tetap berjalan dengan lancar tanpa terhenti.
Game ini memiliki sistem leveling otomatis, dimana saat kita berhasil menyelesaikan challenge didalam permainan, seperti mengoleksi boneka Alma, melakukan 10 kills dari tempat persembunyian, mengoleksi ammo dan granat sebanyak 30 kali, melakukan 100 kill, melakukan 5 kill dengan menembak bahan ledak, melakukan 50 headshot, mengunakan senjata tertentu pada beberapa menit, dan sebagainya, maka kita akan menerima sejumlah point yang secara otomatis akan meningkatkan status pada karakter kita yang mencakup Aggression, Tactics, Aptitude, dan Psychic.
Bagi gamer yang telah memainkan Fear pertama dan kedua, mungkin akan terbiasa dengan style horor pada game ini. Sebetulnya unsur horor pada Fear 3 kurang mengigit dibandingkan dengan dua sekuel terdahulunya. Lingkungan permainan dan musik yang dialunkan memang berhasil membawa pemain ke dalam atmosir menakutkan, tapi Penampakan mendadak wanita misterius, Alma dan Kroninya kurang membuat jantung kita melompat alias biasa-biasa saja.
Graphic
Visual game yang sudah disesuaikan dengan trend saat ini, dimana telah mendukung DirectX 11 ini tampil dengan mengesankan tapi tidak semewah game FPS lainnya. Beberapa musuh kelihatan kurang detil dan warna kurang tajam atau blur. Namun yang patut diancungi jempol adalah animasi ledakan dengan efek partikel asap yang menabrak layar saat ledakan terjadi di depan karakter. Kemudian untuk efek pencahayaan juga terlihat bagus, hal ini terlihat pada level permainan di Store dengan kondisi ruangan yang gelap dan hanya disinari oleh cahaya puluhan LCD TV di toko tersebut.
Overall
Game ini berhasil mengkombinasikan unsur horor dan action dengan baik sekali. Namun sayangnya unsur horor tersebut masih kurang mengigit dan saya berpendapat game Dead Space 2 lebih menyeramkan dibandingkan dengan game ini. Untungnya unsur action dikemas dengan tempo cepat dan seru sehingga berhasil membuat pemain betah dengan game ini. Oya, game ini tidak baik buat anak berumur dibawah 18 tahun, karena banyak mengandung unsur kekerasan dan darah.
F.3. A. R
Developer : Day 1 Studios
Publisher : Warner Bros Interactive
Genre : Action Horror
Platform : PC, Xbox360, Playstation 3
Release date : 29 Juni 2011
Score
Story 70
Gameplay 80
Graphic 80
Overall 80
0 komentar to "Review F.3.A.R 3 Game Horor yang Kurang Meneror"
Tentang Saya
- Indra Adriansyah
- Nama saya adalah Indra Adriansyah di lahirkan di Pangkalpinang, 12 Desember 1994,sekarang saya sedang melanjutan S1 saya di STMIK ATMA LUHUR Pangkalpinang, cita - cita ingin menjadi seorang Programmer. It's my live it's my style
Kategori
- Game Corner (39)
- Otomotif (1)
- Tutorial (3)
Blog Archive
-
▼
2011
(41)
-
▼
November
(34)
- Animasi 3D Pertamaku
- Zoom Effect dengan Photoshop
- Efek Embun Photoshop
- Efek Dream Photoshop
- Review Dirt 3, Sensasi balap rally yang sebenarnya
- Review Angry Bird Rio, lebih fun dan bikin kecandu...
- Review Battle : Los Angeles, versi video gamenya t...
- The Witcher 2 : Assassins of Kings, kombinasi RPG ...
- Review Fable 3, peningkatan gameplay yang menjadik...
- Preview La Noire, akhirnya Rockstar akan merilis L...
- Preview The Sims 3 : Pets, Bakal rilis pada Oktobe...
- Preview Stronghold 3, menjanjikan permainan strate...
- Review Canon Rats, Serupa dengan Angry Bird tapi t...
- Review Red Faction : Armageddon, lebih menonjolkan...
- Review Cars 2 The Video Games, gameplay yang menye...
- Preview Driver : San Francisco, gameplay dikemas f...
- Review F.3.A.R 3 Game Horor yang Kurang Meneror
- Review Men of War Vietnam, Game Strategi yang Meng...
- Preview Max Payne 3, sekuel terbaru game ini ditan...
- Mouse Gaming yang Unik
- Game Terbaik di Dunia
- 10 Game terbaik dalam hal Grafis
- Review Battlefield 3, Single Player Campaign yang ...
- Game Call of Duty Raup 400 Juta USD Dalam Sehari
- Free Jack Online hadir di Indonesia
- Preview Serious Sam 3, Game FPS Arcade yang memomp...
- Sony PSP E-1000, PSP Terbaru Versi Harga Murah Tan...
- Review Counter Strike Online, gameplay cepat dan t...
- Appmates Aplikasi Mengubah iPad Menjadi Papan Game...
- 10 Hal yang membuat Battlefield 3 terlihat keren
- EA Games Hadir Ekslusif di Ponsel Windows Phone Nokia
- Sony Berkolaborasi dengan Intel demi luncurkan Pla...
- Keaslian PS3 Berhasil di jebol demi mainkan Game B...
- Posting Pertama
-
▼
November
(34)
Posting Komentar