Review Battlefield 3, Single Player Campaign yang Epik

Setelah sekian lama kita selalu ditunjukan trailer-trailer game Battlefield terbaru oleh EA dan DICE yang terlihat sangat mengiurkan, akhirnya game yang paling ditunggu-tunggu tersebut rilis juga. Game Battlefield 3 dikemas dalam 2 porsi, yakni porsi utamanya adalah Multiplayer Online, yang memiliki mode permainan yang menarik, leveling karakter, banyak yang dapat diunlock, dan sebagainya. Kemudian yang kedua adalah Single Player Campaign dengan alur cerita dan misi yang epik. Kali ini kita akan mereview Single Player Campaign dari game ini. Berhasilkah DICE mengarapnya menjadi game perang yang mengesankan seperti pada trailer promosinya.

Story
Cerita fiksi game ini berseting di tahun 2014, dimana sersan Blackburn memimpin
anggotanya dalam misi mencari, menemukan, dan mengamankan kembali hasil investigasi pasukan AS atas senjata kimia berbahaya yang dimiliki oleh PLR yang dipimpin oleh Solomon. Alur cerita Battlefield 3 diceritakan dengan style flashback dari sebuah ruangan interogasi CIA. Mereka sedang menginterogasi sersan Blackburn dan dia pun menceritakan kembali misi-misinya yang dituangkan kedalam misi permainan yang akan kita mainkan. style penceritaan tersebut seperti halnya yang terdapat pada game Call of Duty Black Ops.

Gameplay
Sayang beribu sayang, single player game Battlefield 3 cukup pendek. Game ini memiliki total 12 misi saja yang akan membawa kita ke beberapa lokasi didunia, yakni Irak, Iran, Paris, dan kota NewYork. Dengan 3 tingkat kesulitan yang dapat disesuaikan, yakni Easy, Normal, dan Hard, misi dalam game ini hadir cukup bervariasi, ada misi yang akan membawa kita mulai dari menyusup ke belakang garis petahanan musuh, menyerang dan mempertahankan suatu lokasi, melindungi tim lain dari atas gedung dengan mengunakan senjata sniper, hingga misi yang membawa kita mengendalikan tank dan menjadi co-pilot di pesawat jet tempur. Sayangnya, kita tidak dapat mengendalikan pesawat jet tempur, namun kita hanya berperan sebagai penembak dan saat misil musuh yang mengejar pesawat kita, dapat di gagalkan dengan Chaff atau Countermeasures. Setelah dogfight yang cukup sengit di udara, kita akan melanjutkan misi serangan udara pada musuh yang berada didarat.

Misi pada game ini memang berjalan linear, disepanjang permainan kita harus mengikuti anggota squad yang dikontrol oleh AI komputer untuk menuntun kita dari satu point ke point berikutnya. Walau alur permainan yang telah terskripsi, game ini mampu membuat kita larut dalam suasana permainan yang benar-benar seperti medan perang sungguhan. Hadirnya berbagai jenis senjata modern yang dapat dipergunakan memang menambah pengalaman seru dalam game ini. Namun sayangnya gameplay yang dihadirkan terlalu linear sehingga membuat beberapa jenis senjata hadir pada saat-saat tertentu saja, seperti FIM-92 Stinger yang digunakan hanya untuk menjatuhkan pesawat jet tempur.

AI tim memiliki tingkat kepintaran yang normal, terkadang mereka terlihat profesional dalam menghadapi satu atau dua musuh saja dan selanjutnya hanya bersembunyi dibalik objek sambil menembak. Kadang-kadang untuk dapat mengalahkan musuh kita tidak harus selalu menembaki mereka, kita bisa saja memanfaatkan objek disekitar kita, seperti mendorong mobil jatuh kebawah dan menimpa musuh-musuh dibawahnya, hingga merobohkan gedung yang disarangi oleh para penembak jitu.
Adanya fitur Quick Time Event disela permainan yang full action ini juga menambahkan kesan seru disepanjang permainan. Sekedar info untuk fitur Quick Time Event mengharuskan kita menekan tombol-tombol yang muncul dilayar dengan tepat dan cepat supaya karakter kita beraksi dalam event yang berlangsung.

Graphic
Dengan engine terbaru dari EA yang dikenal dengan Frostbite Engine 2.0 yang dipadukan dengan DirectX 11 berhasil menyajikan visual yang sangat memanjakan mata dan tampak sangat realistic, walau dengan setingan grafis pada tingkat Low masih saja tampak terlihat bagus. Saat misi di malam hari berlangsung, efek pencahayaan terlihat sangat dinamis dan benar-benar terlihat keren. Kemudian efek kehancuran dalam game ini pun terlihat sangat detil dan kalkulasinya sangat akurat, hal itu terlihat saat salahsatu anggota kita tertembak dan senjatanya jatuh ketanah dan terpental sekali.

Sedangkan dari aspek Sound, kita akan mendapati suara tembakan yang berbunyi nyaring dan ledakan didekat kita akan menimbulkan suara berdengung sebentar seperti halnya didunia nyata. Tidak ada musik pengiring disepanjang permainan dan ini membuat suara latar terdengar dengan jelas, seperti suara langkah kaki, bongkahan batu yang jatuh, suara mesin dari tank dan pesawat membuat kita bisa menebak arah datangnya musuh.
Overall
Single Player Campaign pada Battlefield 3 memang sangat keren dengan alur cerita yang cukup epik. Namun sayangnya, gameplay game ini telalu linear dan tidak mendalam, sehingga terasa seperti memainkan sebuah game FPS arcade saja. Tapi untuk mendapatkan pengalaman seru sesungguhnya, kalian harus mencoba porsi Multiplayer Online yang memang merupakan porsi utama dalam game Battlefield 3.
Battlefield 3
Developer : DICE
Publisher : EA
Platform : PC, Xbox360, Playstation3
Score
Story  75
Gameplay  80
Graphic  85
Overall  90

Sumber : http://www.beritateknologi.com


0 komentar to "Review Battlefield 3, Single Player Campaign yang Epik"

Posting Komentar

Tentang Saya

Foto saya
Nama saya adalah Indra Adriansyah di lahirkan di Pangkalpinang, 12 Desember 1994,sekarang saya sedang melanjutan S1 saya di STMIK ATMA LUHUR Pangkalpinang, cita - cita ingin menjadi seorang Programmer. It's my live it's my style
Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources

Logo Kontes TOYOTA SEO AWARD 2012

Kategori

Blog Archive


Facebook Page

Traffic Pengunjung